Selamat Pagi Palembang
(Tito Nurdiyanto)
Kuseduh dingin subuh Palembang
Ada aroma adjoin mesra yang terungkap
Di ruang dimensi tiga
Yang ku tranformasikan disekujur deret nadimu
Setiap kali fajar bertamu, lalu pergi (lagi)
Di sudut Bonsai ini
Inikah Palembang
Tempat aku mendendang mimpi
Dengan eksponen jiwa berbalut restu petani
Segala barisan derita dihilirkan
Diagonal-diagonal hati dipautkan
Bebinar dua elipsoid dimata
Lantas Engkau berkata :
Selalu aku ucapkan selamat pagi
Meski terjal berteman integral
Meski rumit berkawan limit
Meski telah datang pangkat Sang Sinar yang tak tahu diri
Karena ku yakini
Kan selalu kutemui determinan matriks trigonometri
Selurus garis vektor dipusaran sajadah Ilahi
Tepat saat 05:09 ini.
Palembang, 23 Maret 2015 05:09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar