Penghayatan cinta pada kalimat puisi dapat membentuk dunia baru, begitu pun penghayatan kalimat pada bahasa matematika (baca: logika). Kalau berbicara matematika orang lantas berpikir tentang hitung-hitungan. Dan semua bilangan itu pasti. Siapa bilang? Matematika bukan perkara hitung-hitungan 1+1 = 2.
Matematika tentang konsistensi logika. Logika matematika 1+1 = 2 siapa bilang pasti? Kalau menurut bilangan per sepuluh iya, tapi kalau menurut bilangan binner 1+1 tidak sama dengan 2. Matematika adalah kemampuan menangkap pola dari sesuatu yang semula tidak terjawab.
Pada bahasa lama, "cinta adalah pengorbanan"; sedang menurut logika matematika, "cinta tak perlu pengorbanan". Yang merasa ada "pengorbanan" bukan cinta nama -nya tapi kalkulasi. Dan bercintalah seperti ayam dengan cinta yang kudus!
Kita ambil contoh pada puisi-nya Sutardji Calzoum Bachri yang memang sulit untuk dipahami, tetapi sebenar-nya makna puisi tersebut diberikan sepenuhnya kepada si pembaca yang berjudul “Tapi”.
Puisi Tapi sepenuhnya mempunyai makna yang begitu mendalam, namun ternyata tidak mudah untuk memahami puisi ini. Berikut adalah petikan bunyi puisi -nya:
TAPI
oleh: Sutardji Calzoum Bachri
aku bawakan bunga padamu
tapi kau bilang masih
aku bawakan resahku padamu
tapi kau bilang hanya
aku bawakan darahku padamu
tapi kau bilang cuma
aku bawakan mimpiku padamu
tapi kau bilang meski
aku bawakan dukaku padamu
tapi kau bilang tapi
aku bawakan mayatku padamu
tapi kau bilang hampir
aku bawakan arwahku padamu
tapi kau bilang kalau
tanpa apa aku datang padamu
wah !
Penyair mengutak-atik kata-kata. Dalam bahasa sehari-hari, gimana kita membawa arwah kita yah, gimana kita membawa mayatku padamu ? (sajak dari Sutardji Calzoum Bachri ini). Bedanya di dalam puisi, itu hanya ada dalam penghayatan si pembaca : "Oh, dengan membaca itu; ketika aku datang ke kekasihku. Aku dengan penghayatan lain!"
Jadi kalimat puisi membentuk dunia baru, begitu juga kalimat matematik. Ketika ada orang yang lantas mengatakan, "Jangan mengharapkan perubahan, tetapi ciptakan perubahan". Bagi aku itu kalimat matematik yang lahir dari utak-atik, utak-atik kalimat itu.
Isi presentasi : Ki Jancuk Sujiwo Tejo yang berjudul Math: Finding Harmony In Chaos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar