( Puisi karya Tito
Nurdiyanto-Pendidikan Matematika UNSRI)
Hmm….
Hanya menatap
Belum bisa melakukan ataupu mengitung
apa-apa
Punya segalanya, nol tak bernilai
Untuk sekarang
Dulu layaknya wajah tanpa bintik-bintik
hitam (x,y)
Tak ada jerawat di setiap garis khayalan
Punya alis mata rapi bukan diarsir juga
Bola mata yang kongruen dan ekuivalen
Sangat memukau
Ternyata
Dahinya terlihat jelas, garis-garis sin
yang perkepanjangan
Badan tegak vertikal
Dada bidang segitiga sama kaki
Selalu ada senyum yang meluluhkan
sulitnya trigonometri tanpa melihat variabel asal usul
Sangat mengagumkan
Ucapan dan pikiran
Ditambah
Dikurang
Dikali
Dibagi
Dikuadratkan
Hasilnya selalu berharga mutlak
Mutlak
HALAH…….
Itu hanya deskripsi zaman dahulu
Sekarang
Awan hitam mendominasi
Kelam mengeliminasi
Politik mensubtitusi
Interval kehidupan mengantar pasukan
trigonometri yang menakutkan tanpa senyum
Sekarang?
Semua TERBALIK
“coba hitung, tiga belas juta pangkat
tiga belas ribu”
Enggan
Hujan
Matahari-matahari
Jangan sembunyi
Datanglah!!!!!!!!!!!!!!
Layaknya barisan geometri,
berderet-deret.
Oh
Pendidikan Indonesia, sayang……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar